Wednesday, 29 October 2014

Guru Honorer Vs Guru Sertifikasi

Meskipun statusnya sekilas sama yakni sama-sama guru, namun dari segi penghasilan dari guru honorer dan guru yang sudah setifikasi amatlah jauh berbeda bahkan bisa di bilang perbandingan penghasilan dari keduanya bagaikan langit dan bumi, bagaimana tidak guru honerer yang gajinya biasanya ratusan ribu rupiah saja per bulannya bila di bandingkan dengan guru setifikasi yang sudah mempunya NRG bisa dikalikan 5 sampai 10 kali lipat penghasilan dari guru honorer. Hal ini kadangkala membuat kecemburuan sosial dikalangan para guru meskipun guru honorer sadar mereka butuh pengabdian ke dunia pendidikan dan tidak hanya sekedar mengandalkan nominal penghasilan dalam mengukurnya, dengan venomina yang seperti itu menjadi tantangan pemerintah kedepan dalam mengelola standart gaji yang tidak berat sebelah dan terkesan hanya memihak ke salah satu pihak yang dirasa memenuhi hak untuk mendapatkan hal itu.

Tak perlu dipungkiri hidup di dunia ini memang membutuhkan materi, termasuk para guru honorer yang sebagian besar penghasillnya masih miris sampai mirisnya tidak sedikit upah/honor yang diterima dari profesinya sebagai guru masih kalah jauh dengan upah yang diterima oleh buruh pabrik yang tidak begitu mengandalkan ijazah dalam bekerja, lalu yang jadi pertanyaan sekarang apakah status guru honerer lebih rendah daripada buruh pabrik? bandingkan saja dengan guru yang sudah sertifikasi mereka sebagian besar sudah berpenghasilan lebih bahkan tidak jarang yang sudah punya gerobak-gerobak bikinan jepang "mobil", hal ini tentu menjadi renungan dinas pendidikan indonesia dalam menentukan arah kebijakan upah bagi guru di Indonesia agar setidaknya status guru honorer dalam hal upah tidak seburuk sekarang ini.

Mungkin perlu peraturan baru yang mengatur standar upah di isntansi pendidikan agar upah guru honorer tidak berbading terbalik dengan guru yang sudah bersertifikasi, sehingga pemerataan pendidikan di Indonesia akan mudah terealisasi.

Tuesday, 28 October 2014

Wajah Dunia Pendidikan di Indonesia

Bila kita berbicara dunia pendidikan di Indonesia dengan berbagai problematika yang ada, tentu akan merasa miris jika mendengar ceritanya, bagaimana tidak sebagai negara yang mempunyai populasi penduduk nomor 4 terbesar dunia ini masih mempunyai segudang masalah yang ada di dunia pendidikan, mulai dari kesenjangan pendidikan antara di desa dan di kota-kota besar Indonesia, hingga model pembelajaran yang diterapkan di Indonesia yang banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dalam proses belajar mengajar pemerintah Indonesia sudah melakukan beberapa perubahan kurikulum yang ada di sekolah sehingga metodhe/cara yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajarpun juga sedikit banyak juga ikut berubah, hal ini tentu saja berpengaruh cukup banyak pada proses output siswa dalam menyerap materi yang di sampaikan di sekolah.

Namun perlu di ingat dengan kurikulum 2013 yang sekarang ini di terapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemdikbud merupakan metodhe pembelajaran yang cukup berbobot bagi sebagian besar siswa, yang memang harapanya dengan di terapkannya kurikulum 2013 di instansi pendidikan bisa mendongkrak minat siswa dalam mempelajari suatu hal/masalah sehingga siswa bisa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Cara ini memang tidak sepenuhnya salah namun jika mau di telisik lebih dalam cara ini cukup memberatkan siswa maupun guru yang tinggal di pedesaan/pelosok karena standart pendidikan di pedesaan jauh lebih tertinggal daripada pendidikan di perkotaan yang ada di Indonesia, saya kira hampir semua nya juga sudah tahu kalau tingkat pendidikan di pedesaan jauh di bawah standart pendidikan namun begitulah keadaanya, pemerataan pendidikan sudah di upayakan oleh pemerintah melalui bantuan-bantuan yang di tujukan ke sekolah-sekolah tertinggal namun sayangnya banyak sekali opnum dinas yang menyalahgunakan wewenang tersebut, sehingga yang seharusnya dana sepenuhnya jatuh ke tangan yang berhak dalam hal ini sekolah tertinggal namun yang ada malah sebagian besar dananya di korupsi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang hanya bisa memperparah keadaan pendidikan di pedesaan Indonesia.

Maka tidak salah pemerintah melalui kurikulum 2013 ini juga menekankan tata moral, agama, dan kenegaraan dalam proses belajar mengajar sehingga harapannya bisa memperbaiki beberapa faktor yang berkaitan dengan faktor diatas, sehingga lambat laun pendidikan di Indonesia bisa membaik dan indonesia bisa di sejajarkan dengan negara-negara maju di dunia.